Saturday, December 29, 2007

Apakah Palembang Siap untuk VisitMusi2008?

Begitu pesawatku dari Qatar mendarat di Bandara Sukarno-Hatta, perhatianku langsung tertuju kepada billboard yg sangat besar tentang VisitMusi2008. Ada beberapa alasan untuk aku memberikan perhatian lebih pada iklan tesebut. Palembang adalah kota dimana aku mengabiskan masa kecil dan remajaku. Di sana pula keluarga besarku bermukim. Mau tidak mau aku menjadi bangga kalau Palembang bisa menjadi kota yg cantik, ramah dan berkembang. Apalagi di jalan tol Jagorawi pun informasi VisitMusi2008 ini terpampang dengan gagahnya.

Aku sungguh tidak sabar untuk segera mengunjungi kota yang sudah tidak aku kunjungi lebih dari 5 tahun ini. Banyak sekali berita tantang kota ini yang sudah berkembang dengan pesatnya. Bandara baru, Mall2 bertebaran, Tempat2 wisata yg dikelola apik, dan lain2.

Akhirnya sampailah waktu untuk aku melihat dengan kepalaku sendiri tentang kota kenangan ini. Sampai di Bandara aku sungguh kagum dengan bentuk bandara yg baru ini. Jauh lebih nyaman bila dibandingkan dengan Bandara lama. Perjalanan menyusuri jalan2 ke arah rumah pun mengundang kekaguman. Infrastruktur jalan sudah berkembang pesat, sehingga aku tidak perlu lewat tengah kota yg macet untuk pulang ke rumah. Jalanan besar dan mulus terpajang sepanjang perjalanan pulang.

Aku pun mencicipi pempek Palembang yg sangat terkenal itu. Sekarang sudah jauh lebih banyak lagi toko2 pempek di Palembang. Ini bisa menjadi wisata kuliner untuk pengunjungnya. Tiba saatnya aku ke tempat2 wisata. Tempat pertama yg aku datangi adalah Fantasy Island. Sempat kaget juga begitu tahu ada kolam renang besar di kota ini. Lokasinya memang agak ke pinggir kota menuju Indralaya. Aku pikir lumayan untuk bisa menghibur diri dan anak2 bermain perosotan seperti di waterboom Jakarta. Sayangnya aku menjadi kecewa saat sampai di dalam tempat wisata ini.

Kesan semrawut dan jorok (kurang bersih) langsung hinggap di kepalaku. Oke lah. Ini kan musim liburan. Jadi anak2 memang sangat ramai. Ternyata aku harus menelan kecewa lagi begitu prosotannya kurang terawat sehingga tidak licin. Bayangkan, gimana mau main perosotan, kalau tidak licin? Pengaturan waktu prosotannya pun tidak professional sehingga tidak jarang ada kecelakaan kecil dimana yg belakang menabrak yg depan. Kolam arus derasnya pun hampir tidak ada arusnya. Sayang sekali.

Perjalanan selanjutnya aku arahkan ke benteng kuto besak (BTB) yg sekarang terkenal sangat bagus. Dulunya Benteng Kuto Besak yg berada di pinggir sunga musi ini sangat semrawut, karena digunakan untuk lapak2 pedagang buah2an. Aku dengar tempat ini sudah menjadi sangat bagus dan rapi, terutama di malam hari. Dilengkapi dengan restoran terapung, menjadikannya lebih indah. Sayangnya (lagi) begitu aku masuk ke sana, pintu gerbangnya dijaga oleh preman. Kenapa aku sebut mereka preman? Karena tidak adanya standarisasi harga tiket masuk. Nilai yg harus aku bayar dengan adik iparku (yg kebetulan berlogat jawa) berbeda jauh (Kebetulan aku membawa 2 mobil ke sana). Itu pun uang kembaliannya dikembalikan setelah aku ngotot minta kembali. Belum lagi charge tambahan pada saat aku parkir di tepi BTB. Aku langsung kasih ngoceh ke para penjaga tersebut "Kalian ini merusak citra Palembang. Bagaimana turis mau ke Palembang, kalau kalian palaki begini."

Aku lebih kecewa lagi saat mengunjungi situs VisitMusi2008 yg sama sekali jauh dari siap. Banyak sekali link yg tidak jalan, database tidak ketemu, foto yg tidak ada, de-el-el.

Dalam hati aku malu sendiri sebagai orang palembang. Pemerintah Palembang bekerja keras untuk memperindah infratrsuktur jalan, tempat wisata dan bangunan (Harus diakui, BTB sekarang sangat indah untuk dinikmati). Tetapi kelihatannya pemda Palembang lupa membangun kualitas SDM-nya. Infrastruktur manusia sangat penting dalam mempromosikan wisata.

Launching VisitMusi2008 masih beberapa hari lagi. Masih ada waktu untuk berbenah. Aku sempat membayangkan Sungai Musi bisa menjadi seperti Sungai Chao Phraya di Thailand, yang dikunjungi berjuta turis, karena keindahan dan keramahannya. Seandainya.....

No comments: