Wednesday, July 25, 2007

Standard Sebagai Basis SOA

Dulu di Jakarta, hampir tiap hari presentasi tentang SOA. Door-to-door. Maklum salesman.
Biar ilmunya nggak ngilang, cobain nulis. Mudah2an masih inget semua.

Hampir tiap perusahaan (vendor) sekarang gembar gembor tentang SOA (Service Oriented Architecture). Dalam bahasa Indonesianya arsitektur (IT) yang berbasis layanan. Memang jadi agak wagu kalo diartiin ke bahasa Indonesia.
Arsitektur yang dimaksud adalah arsitektur IT. Bukan arsitektur gedung :)
Layanan yang dimaksud adalah standard yang sekarang sedang naik daun, yaitu webservices. Jadi memang aneh kalau "services" ini diartikan layanan, karena maksudnya memang sesuatu yang berhubungan dengan webservices.
Trus SOA itu apaan? Dengan adanya SOA, sistem2 yang ada di perusahaan bisa berkomunikasi dengan dunia luar dengan mudah. Standard adalah salah satu kunci dalam penerapan SOA.
Bayangkan apabila ada orang londo yang cuma bisa bahasa Belanda datang ke Jogja. Ketemu penjual souvenir di Malioboro. Gimana caranya dia ngomong ke si tukang becak yg cuma ngerti bahasa jawa? Umumnya memang pakai "bahasa tarzan". Beruntung bila bahasa tarzannya nyambung. Kalau nggak, malah akan jadi masalah. Misalnya, Si penjual minta 5000 dengan cara menunjukkan kelima jarinya, si bule cuma ngasih uang 500Rp. Si penjual jadi marah2, bulenya bingung......
Begitu juga sistem di IT. Sistem2 yang banyak itu dibangun dengan bahasa berbeda2, ada C, Delphi, PHP, Java, Basic dan lain-lain. Ini menjadi masalah tersendiri pada saat sistem2 tersebut ingin digabungkan. Di zaman dahulu kala, pengintegrasian ini dilakukan dengan cara, import/export file menggunakan file sharing ataupun ftp. Hal ini bisa difahami apabila kebutuhan pelanggan kita bisa menunggu beberapa jam atau hari sampai data ter-update.
Masalahnya sekarang lain. Pelanggan ingin mendapatkan layanan terbaik dan tercepat. Bila Anda tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut, mereka akan pindah ke kompetitor Anda. Sehingga Anda tidak bisa lagi mengandalkan sistem dan cara kerja yang lama.
Muncul lagi pertanyaan baru. "Terus kalau tidak memakai file transfer bagaimana sistem2 itu bisa bekerja sama? Sistem saya yang satu menggunakan bahasa basic di Windows, yang lain pakai PHP di linux. Saya juga pakai SAP untuk beberapa kebutuhan." Makanya muncul yang namanya "standard". Standard ini seperti layaknya Bahasa Inggris, bila kita balik ke cerita penjual souvenir dan bule di atas. Kalau bule itu ngomong Inggris dan si Tukang Becak juga faham bahasa inggris, komunikasi akan menjadi sangat lancar dan "nyambung".
Standard dibuat untuk menyamakan "bahasa" antar beberapa sistem dan aplikasi, sehingga sistem2 tesebut bisa berkomunikasi secara lancar. Beberapa standard yang ada di antaranya HTTP. Protokol ini bisa dibilang sudah sangat akrab dengan keseharian kita. Kadang2 kita juga lupa, HTTP itu apaan, ya?
Selain HTTP, ada standard berupa WebServices, XML, dan lain-lain. Walaupun sudah dibilang standard, vendor2 tetap saja ngeyel dengan cara menambahkan beberapa fitur tambahan di atas standard tersebut, sehingga kadang2 interopability antar aplikasi yang sudah "standard" tetap harus dites ulang, untuk memastikan bahwa aplikasi2 tersebut benar2 standard.

1 comment:

ang_dee said...

mksie banyak ya atas sedikit ilmuna tentang SOA... kebetulan ak lagi nyari materi tentang SOA, buat bahan ISAS... takut salah tangkep, bisa ngga klo ak minta tolong kasih study kasus-na...... misalnya contoh kasusna gitu...
makasie banyak sebelumnya ya...